Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengambil langkah baru dalam pengaturan pengiriman sapi ke Bali. Mulai sekarang, jalur darat untuk pengangkutan sapi dari NTB ke Bali akan dibuka kembali, namun hanya di malam hari. Keputusan ini muncul setelah adanya penolakan dari sejumlah pihak di Bali terkait pengiriman sapi pada siang hari yang dinilai mengganggu ketertiban lalu lintas dan estetika wisata.
Dengan pengiriman malam hari, diharapkan aktivitas bongkar muat hewan ternak bisa dilakukan lebih tertib dan tidak menimbulkan konflik di pelabuhan. Pemerintah NTB kini sedang menyusun ulang skema pengiriman agar efisien dan tetap memenuhi kebutuhan pasar daging di Bali tanpa mengesampingkan kepentingan masyarakat setempat.
![]() |
Ilustrasi pengiriman sapi dari NTB ke Bali (Foto: Kompas) |
Langkah ini bukan hanya soal logistik, tapi juga bagian dari strategi komunikasi antara dua wilayah yang saling bergantung secara ekonomi. Bali sebagai pasar, dan NTB sebagai produsen utama ternak di kawasan timur Indonesia.
Pemprov NTB juga akan mengatur ulang waktu, jalur distribusi, serta sistem pengawasan terhadap pengiriman ternak. Dinas Peternakan diminta untuk lebih aktif memantau kondisi kesehatan dan keamanan sapi sebelum diberangkatkan, guna menjaga kualitas serta mencegah penyakit menular lintas wilayah.
Ke depan, kebijakan ini diproyeksikan menjadi win-win solution antara NTB dan Bali, sekaligus menciptakan sistem distribusi yang lebih profesional dan berkelanjutan bagi peternak lokal.